Indahnya Hidup di Pesantren


Pengalaman seru tinggal di asrama pesantren sungguh menyimpan kenangan termanis yang sangat dalam. Ada kebanggaan tersendiri saat  menjadi santri. Bangga karena bisa merasakan kehidupan pesantren yang kata orang terlalu terkekang. Tapi justru sebaliknya. Dunia pesantren itu sungguh indah. Tiada seindah kehidupan selain di asrama pesantren.
Bagi yang tidak merasakan dunia pesantren rasanya bagaikan sayuran tanpa garam. Hambar.
Pesantren jauh dari kesan hidup hanya untuk akhirat saja.
Pesantren jauh dari kesan tidak maju-maju.
Pesantren jauh dari kesan fanatik terhadap satu agama.
Pesantren jauh dari kesan teroris
Ya.. pesantren itu hidup bukan untuktujuan akhirat saja, tapi juga duniawi masih dipikirkan.
Ya.. pesantren itu justru membuat pikiran maju dan lebi barokah -Insya Allah-
Ya.. pesantren itu bisa saling hormat menghormati antar umat beragama
Ya.. pesantren itu bukan belajar jadi teroris.
Banyak buktinya orang yang pernah nyantri baik dalam kurun waktu singkat maupun lama. Tidak hanya masyarakat biasa saja, tapi para ulama, kyai, ustad, pengusahan, guru, dokter, aparatur pemerintahan banyak yang sukses karena pernah mengenyam ilmu dan tinggal di pesantren
Bagi teman-teman yang pernah merasakan kehidupan di pesantren tentunya terkadang merasakan indahnya hidup di pesantren. Ada suka dan ada duka, hidup berjama’ah dengan teman-teman. Merasakan indahnya kebersamaan, makan bersama, tidur bareng, sholat berjamaah, belajar bareng dan seabrek kegiatan yang sudah ditetapkan oleh pesantren.
Ketika pagi menjelang jam 03.00 kegiatan  pesantren sudah mulai muncul aktivitasnya, ada yang sholat tahajjud, ada yang sudah mandi ada yang tadarrus , belajar dan berbagai macam aktivitas yang layakynya dilakukan oleh seorang santri.
Memang kehidupan dipesantren dapat membuka wacana seseorang tentang bagaimana seharusnya menjalani kehidupan tanpa keegoisan semata, ketika ada sahabatnya sakit bersama-sama membantu, mencucikan baju, menjaganya sampai merawatnya hingga sembuh. Subhanallah, benar-benar indah bukan??
Ketika shubuh menjelang, bersama-sama kita pergi ke masjid, sholat shubuh berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan tadarrus dan kajian, lantas piket membersihkan pesantren agar nampak indah dan bersih. Selepas itu mandi dan ke kempus. Ketika sore menjelang, kembali kita menyibukkan diri untuk tetap mengingat Allah, sholat magrib, tahsin, kajian dan belajar.
Akan tetapi, terasa lebih indah apabila semua itu dilaksanakan semata-mata untuk mencari ridho Allah. Seberapapun amal kita apabila dilakukan dengan niat “tabarruj” maka tidak ada berkahnya. Bukan pahala yang didapat.
Satu hal yang membuat aku menjadi bertahan dipesantren adalah sikap zuhud dan kekeluargaannya yang bikin aku betah. Sewaktu pertama kali aku tinggal dipesantren benar-benar dech…. Serasa berada di “dunia lain”, aku yang tak biasa makan bersama dalam 1 piring, aku yang tak biasa mencuci baju sendiri, aku yang tak biasa mengepel lantai,nyapu, buang sampah,membersihkan kamar mandi (piket), merasakan ini benar-benar sebuah paksaan. Tetapi setelah 1 tahun aku tinggal dipesantren aku baru bisa merasakan betapa nikmatnya hidup di pesantren. Seakan selalu mengingat akhirat dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Insya Allah….
Namun, dibalik semua itu tidak semua anak yang dimasukkan oleh orang tuanya ke dalam pesantren adalah anak yang benar-benar baik, ada juga anak yang memang “nakal” dan tujuan orangtuanya memasukkan ke dalam pesantren adalah agar dia dapat terwarnai oleh teman-temannya yang sholeh-sholehah. Bukan malah dia yang terwarnai akan tetapi kadang-kadang kehadiran santri “bengal” ini justru mewarnai teman-temannya agar menjadi “nakal” seperti dirinya.
Dan aku merasakannya di dunia pesantren ini, ada aja ulah santri yang terkadang hampir-hampir saja aku ikut terjerumus. tanpa rasa takut ada aja yang dengan bangga menyanyikan lagu-lagu yang “kurang sopan” seperti dangdutan dan lain-lain. Ada yang dengan Pedenya menggunakan hot pants deuh…. deuh….. cape dah. Adalagi yang selalu saja menyalahkan teman-temannya, menganggap dirinya paling benar. Ada juga yang merasa dirinya paling ganteng, paling imut dan paling bersih padahal kalau kita berkunjung kerumahnya aja ups… kotor bin kumuh. Ada lagi yang selalu mencari-cari kesalahan orang lain….. ada yang cuek, ada yang suka membuang sampah sembarangan (bisa-bisanya makan lantas sampahnya diletakkan disamping kasurnya ughhh), yang lebih parah dunia pesantren identik dengan kudis dan “kutu” kalau satu santri udah kena pasti dijamin yang lain akan kena waduh ngeri………. ada -ada saja kejadiannya. yah inilah kehidupan pesantren kita harus bisa membedakan yang baik dan yang benar. Karena semua itu adalah proses kita sebagai manusia dalam hidup....


Overall, here they are...taken picture by me...the best moments in my pesantren ever...

8F vs 8A...we WON as 8F... :P

after match





in Computer Laboratory






another match: my graduation's league 1st winner vs all-star
So well,,hidup di pesantren nggak selamanya bete-in..

5 komentar:

  1. hehehe...emang hidup d pesantren kudu ekstra sabar y...
    *mantan anak pesantren juga nih....

    BalasHapus
  2. hehehee...emang..btw, u pesantren dimana?! di gontor bkan?! klo ya..angkatan berapa?!

    BalasHapus