Cinta di Balik Rumah Bilik Kayu


Banyak orang yang tega membuang bayi yang masih hidup dengan banyak alasan. Malu karena sang bayi lahir di luar pernikahan, atau.. takut karena tidak punya  biaya untuk menghidupi sang bayi. Tapi tahukah Anda, seorang pemulung di China mampu mengadopsi 30 bayi yang dibuang. Inilah kebesaran hati Tuhan yang kadang tak mampu dirasakan semua orang. Akan tetapi, masih ada orang-orang di luar sana yang masih memiliki nurani untuk mengulurka tangan mereka, mengurus bayi-bayi polos nan malang itu.


Ya. Nama wanita ini adalah Lou Xiao-ying, usianya saat ini 88 tahun. Dia telah mengadopsi 30 bayi sejak tahun 1972. Apakah wanita tua ini merupakan seorang konglomerat nan kaya raya sehingga mampu untuk mengadopsi sekian banyak jiwa yang bersih itu? BUKAN! Ya, bahkan untuk mengasapi dapur, wanita tua ini hanya berjalan di jalan-jalan China untuk memulungi sampah-sampah, sedangkan suami Lou Xiao-ying telah meninggal 17 tahun yang lalu. Keadaan hidup yang sulit dan keterbatasan ekonomi tidak mengecilkan hati Lou Xiaoying untuk berbuat baik pada sesama manusia. 

Walaupun usianya sudah menua, kebaikan hati Lou Xiaoying tidak surut dimakan usia. Anak adopsi yang paling muda saat ini berusia enam tahun, namanya Zhang Qilin. Lou Xiaoying menemukan bayi tersebut di tempat sampah. Dengan kondisi yang lemah, wanita itu membawa sang bayi ke rumahnya yang sangat kecil untuk dirawat. "Kini dia sudah menjadi anak yang sehat dan bahagia," ujar Lou Xiaoying.

Sementara itu, anak adopsi pertama ditemukan Lou Xiaoying di jalan, seorang bayi perempuan. "Ia terbaring di antara sampah di jalan, terlantar," kenang wanita tua itu. Dengan keterbatasan Tidak semua bayi yang ditemukan dan dirawat Lou Xiaoying terus bersamanya hingga dewasa. Beberapa di antara mereka diadopsi keluarga yang lebih mampu.

"Saya tidak mengerti mengapa orang-orang tega meninggalkan bayi selemah itu di jalan," ujar Lou Xiaoying. Baginya, bayi-bayi tersebut adalah makhluk hidup yang berharga, mereka seharusnya mendapat kasih sayang dan cinta.

Kisah ini mulai menyebar ke seluruh China dan mendapat perhatian dunia. Seseorang yang simpatik terhadap Lou mengatakan bahwa pemerintah, sekolah, dan masyarakat China yang tak berbuat apa-apa seharusnya malu pada Lou. “Dia tak punya uang atau kekuasaan, tetapi mampu menyelamatkan anak-anak dari kematian dan kondisi yang lebih parah,” ungkapnya.

Kisah nyata ini membuktikan bahwa kebaikan hati seseorang tidak dapat dinilai dengan materi. Seorang pemulung sampah yang kehidupannya sulit bisa memiliki hati semulia emas. Sebaliknya, ada di luar sana orang orang yang telah diberikan kepadanya pundi-pundi harta oleh Allah, sehingga barang tentu membeli n asi bukanlah suatu hal yang sukar baginya. Tapi, di sini hidayah yang berbicara. Hidayah yang akan menuntun, baik si kaya maupun si miskin. Baik si muda maupun si tua. Baik si presiden ataupun si rakyat.

Jadilah manusia yang berguna untuk orang lain. Jangan menunggu materi atau kesempatan. Hati mulia yang akan menuntun Anda. Alangkah indahnya perkataan utusan Allah Muhammad,"Janganlah kau meremehkan kebaikan walaupun hanya seutas senyum"

0 komentar: